Dalam dunia kerja, kita lazim mendengar istilah Pemutusan Hubungan
Kerja atau yang sering disingkat dengan kata PHK. PHK sering kali
menimbulkan keresahan khususnya bagi para pekerja. Bagaimana tidak?
Keputusan PHK ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup dan masa
depan para pekerja yang mengalaminya. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan
perusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri,
pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak.
Saat Anda terkena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, sisi finansial menjadi tugas utama yang harus dibenahi. Pasalnya, menurut Mike Rini Sutikno, CFP., financial planner dari
MRE Financial & Business Advisory, PHK bukanlah pensiun. “Meski
sama-sama berhenti bekerja, namun PHK itu kehilangan pekerjaan secara
mendadak. Lain dengan pensiun di mana kita sudah tahu kapan akan terjadi
dan umumnya kita sudah punya cukup modal dari tabungan pensiun,”
ujarnya. Sayangnya, dana cadangan seringkali tidak dimiliki saat PHK
terjadi. Alhasil, kesibukan mencari pekerjaan baru ditambah berhentinya
sumber penghasilan rutin, membuat karyawan yang terkena PHK makin
terpuruk.
Tanpa Persiapan
Jika Anda terkena PHK tanpa sempat menyiapkan dana cadangan, berutang
mungkin dianggap sebagai solusi termudah. Padahal, cara ini seharusnya
opsi terakhir karena utang akan menggunung dan mendatangkan masalah
baru.
Daripada berutang, berikut beberapa langkah yang lebih baik. Pertama,
lakukan pendataan aset yang dimiliki, di luar uang tunai. Misalnya, gadget ,
kendaraan, peralatan elektronik, perhiasan emas, atau barang koleksi
yang langka dan bisa dijual atau digadaikan untuk mendapatkan uang
tunai. Namun jika keadaan sudah sangat menjepit dan Anda benar-benar
membutuhkan bantuan secepatnya, pinjaman lebih baik dilakukan pada
orangtua atau saudara terlebih dahulu. Pasalnya, pinjaman ini bisa
dibayar dengan besaran yang tetap sama. Lain halnya bila Anda meminjam
ke bank dan diharuskan membayar lebih karena ada bunga dan biaya
lainnya.
Terkena PHK bukan berarti Anda pecundang
Keputusan PHK bukan didasarkan pada penilaian bahwa Anda tidak
berguna. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri saat Anda masuk daftar
pegawai yang terkena PHK. Tak ada yang salah dengan Anda. Anda adalah
makhluk yang spesial dan unik. Yakini hal ini sebagai bagian dari diri
Anda.
Menerima keadaan dan kembali bangkit
Sikap menerima kondisi terburuk dalam karier dan pekerjaan akan
memudahkan Anda mengatasi keadaan sulit ini. Pahamilah, Anda, sebagai
pegawai, tak memiliki wewenang untuk membuat keputusan dalam
mempertahankan posisi. Keputusan perusahaan untuk memangkas jumlah
karyawan dipengaruhi birokrasi korporasi, termasuk di dalamnya motivasi
politik dari orang-orang yang punya kuasa. Saat PHK menjadi pilihan
perusahaan, terimalah kenyataan pahit ini, berikan waktu dan perhatian
untuk diri sendiri, lalu lanjutkan hidup Anda.
Kelola Pesangon
Angin segar datang jika ternyata PHK disertai pesangon yang diberikan
perusahaan. Namun, mengatur pesangon pun tak bisa sembrono. Jangan
sampai, dana dengan jumlah yang seharusnya dapat memenuhi kebutuhan Anda
selama setahun ke depan justru menguap begitu saja karena
pengelolaannya tak tepat.
Atur Prioritas
Ketika di-PHK, utamakan mengatur prioritas. Memang wajar bila Anda
ingin mengistirahatkan pikiran dan memanjakan diri setelah menghadapi
masalah pelik ini. Namun, kondisi mendesak semacam PHK seharusnya
membuat seseorang memilih langkah finansial sesuai dengan kebutuhan, dan
bukan keinginan.
Di sisi lain, kondisi ini juga bisa membuat seseorang lebih gigih.
Contohnya, mengumpulkan uang dengan berbisnis. Sering kali seseorang
ingin memulai bisnis namun setengah-setengah karena fighting spirit -nya
rendah dan terlalu memikirkan keuntungan. Saat di-PHK, ia tak lagi
memikirkan untung rugi, namun bagaimana agar bisa keluar dari masalah.
Biasanya, ia malah yang berhasil. Orang yang melakukan sesuatu
setengah-setengah memang kerap kali gagal. Banyak orang yang bingung
antara menunggu panggilan kerja atau membuka usaha. Ia kemudian
memutuskan, buka usaha saja sambil menunggu panggilan kerja. Saat ia
mendapatkan perkerjaan, bisnis pun ditinggal karena tak ada waktu.
Miliki Dana Darurat
Mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk sebaiknya dilakukan
sejak dini. Coba bayangkan jika PHK terjadi dan Anda belum mempersiapkan
dana cadangan. Maka, Anda harus menyediakan pos khusus yang baru
dikeluarkan saat keadaan mendesak, yaitu dana darurat. Sumber dana ini,
tambah Mike, bisa dialokasikan dari penghasilan rutin per bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar