Jumat, 27 Juni 2014

Kembali Bangkit Setelah PHK

Dalam dunia kerja, kita lazim mendengar istilah Pemutusan Hubungan Kerja atau yang sering disingkat dengan kata PHK. PHK sering kali menimbulkan keresahan khususnya bagi para pekerja. Bagaimana tidak?  Keputusan PHK ini akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup dan masa depan para pekerja yang mengalaminya. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan/majikan. Hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak.
Saat Anda terkena Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, sisi finansial menjadi tugas utama yang harus dibenahi. Pasalnya, menurut Mike Rini Sutikno, CFP.,  financial planner  dari MRE Financial & Business Advisory, PHK bukanlah pensiun. “Meski sama-sama berhenti bekerja, namun PHK itu kehilangan pekerjaan secara mendadak. Lain dengan pensiun di mana kita sudah tahu kapan akan terjadi dan umumnya kita sudah punya cukup modal dari tabungan pensiun,” ujarnya. Sayangnya, dana cadangan seringkali tidak dimiliki saat PHK terjadi. Alhasil, kesibukan mencari pekerjaan baru ditambah berhentinya sumber penghasilan rutin, membuat karyawan yang terkena PHK makin terpuruk.

Tanpa Persiapan
Jika Anda terkena PHK tanpa sempat menyiapkan dana cadangan, berutang mungkin dianggap sebagai solusi termudah. Padahal, cara ini seharusnya opsi terakhir karena utang akan menggunung dan mendatangkan masalah baru.
Daripada berutang, berikut beberapa langkah yang lebih baik. Pertama, lakukan pendataan aset yang dimiliki, di luar uang tunai. Misalnya, gadget , kendaraan, peralatan elektronik, perhiasan emas, atau barang koleksi yang langka dan bisa dijual atau digadaikan untuk mendapatkan uang tunai. Namun jika keadaan sudah sangat menjepit dan Anda benar-benar membutuhkan bantuan secepatnya, pinjaman lebih baik dilakukan pada orangtua atau saudara terlebih dahulu. Pasalnya, pinjaman ini bisa dibayar dengan besaran yang tetap sama. Lain halnya bila Anda meminjam ke bank dan diharuskan membayar lebih karena ada bunga dan biaya lainnya.
Terkena PHK bukan berarti Anda pecundang 
Keputusan PHK bukan didasarkan pada penilaian bahwa Anda tidak berguna. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri saat Anda masuk daftar pegawai yang terkena PHK. Tak ada yang salah dengan Anda. Anda adalah makhluk yang spesial dan unik. Yakini hal ini sebagai bagian dari diri Anda.

Menerima keadaan dan kembali bangkit
Sikap menerima kondisi terburuk dalam karier dan pekerjaan akan memudahkan Anda mengatasi keadaan sulit ini. Pahamilah, Anda, sebagai pegawai, tak memiliki wewenang untuk membuat keputusan dalam mempertahankan posisi. Keputusan perusahaan untuk memangkas jumlah karyawan dipengaruhi birokrasi korporasi, termasuk di dalamnya motivasi politik dari orang-orang yang punya kuasa. Saat PHK menjadi pilihan perusahaan, terimalah kenyataan pahit ini, berikan waktu dan perhatian untuk diri sendiri, lalu lanjutkan hidup Anda.

Kelola Pesangon
Angin segar datang jika ternyata PHK disertai pesangon yang diberikan perusahaan. Namun, mengatur pesangon pun tak bisa sembrono. Jangan sampai, dana dengan jumlah yang seharusnya dapat memenuhi kebutuhan Anda selama setahun ke depan justru menguap begitu saja karena pengelolaannya tak tepat.

Atur Prioritas
Ketika di-PHK, utamakan mengatur prioritas. Memang wajar bila Anda ingin mengistirahatkan pikiran dan memanjakan diri setelah menghadapi masalah pelik ini. Namun, kondisi mendesak semacam PHK seharusnya membuat seseorang memilih langkah finansial sesuai dengan kebutuhan, dan bukan keinginan.
Di sisi lain, kondisi ini juga bisa membuat seseorang lebih gigih. Contohnya, mengumpulkan uang dengan berbisnis. Sering kali seseorang ingin memulai bisnis namun setengah-setengah karena fighting spirit -nya rendah dan terlalu memikirkan keuntungan. Saat di-PHK, ia tak lagi memikirkan untung rugi, namun bagaimana agar bisa keluar dari masalah. Biasanya, ia malah yang berhasil. Orang yang melakukan sesuatu setengah-setengah memang kerap kali gagal. Banyak orang yang bingung antara menunggu panggilan kerja atau membuka usaha. Ia kemudian memutuskan, buka usaha saja sambil menunggu panggilan kerja. Saat ia mendapatkan perkerjaan, bisnis pun ditinggal karena tak ada waktu.

Miliki Dana Darurat
Mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk sebaiknya dilakukan sejak dini. Coba bayangkan jika PHK terjadi dan Anda belum mempersiapkan dana cadangan. Maka, Anda harus menyediakan pos khusus yang baru dikeluarkan saat keadaan mendesak, yaitu dana darurat. Sumber dana ini, tambah Mike, bisa dialokasikan dari penghasilan rutin per bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar