Soal :
1.       Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen ?
2.       Mengapa perilaku konsumen perlu di kaji lebih mendalam oleh sebuah perusahaan atau industry ?
3.       Jelaskan pendekatan yang dapat digunakan dalam analisa perilaku konsumen ?
4.       Faktor apa yang menentukan perilaku konsumen ?
5.       Bagaimana menyikapi masalah perilaku konsumen ?
Jawab:
1.     Perilaku  konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam mencari,  menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka  anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. 
2. Alasan mengapa perilaku konsumen perlu dikaji lebih mendalam oleh perusahaan atau industri.
2. Alasan mengapa perilaku konsumen perlu dikaji lebih mendalam oleh perusahaan atau industri.
1. Analisis ini akan membantu para manajer untuk :
a. Mendesain bauran pemasaran
b. Mensegmen pasar bisnis
c. Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
d. Melaksanakan analisis lingkungan
e. Mengembangkan studi riset pasar
b. Mensegmen pasar bisnis
c. Memposisikan dan mendiferensiasikan produk
d. Melaksanakan analisis lingkungan
e. Mengembangkan studi riset pasar
2. Perilaku konsumen harus memainkan peranan yang penting dalam pengembangan kebijakan publik
3. Studi terhadap hal ini akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif
4. Analisis konsumen memberikan pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia
5. Studi perilaku konsumen juga memberikan tiga jenis informasi :
a. Orientasi Konsumen
b. Fakta-fakta tentang perilaku manusia
c. Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran
b. Fakta-fakta tentang perilaku manusia
c. Teori-teori yang menjadi pedoman proses pemikiran
3.  Pendekatan yang digunakan dalam  analisa perilaku konsumen
-          Pendekatan utilitas kardinal
Pendekatan  utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara  langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut  juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach). Dalam pendekatan ini, digunakan konsep Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU).  Untuk memahami penerapan pendekatan utilitas kardinal ini, misalnya  setelah berolahraga, Anda akan merasa haus. Untuk menghilangkan rasa  haus tersebut, Anda memutuskan untuk meminum air dalam gelas. Kali  pertama Anda meminum satu gelas air, Anda akan mendapatkan tingkat  utilitas atau utilitas tertentu. Selanjutnya, Anda meminum air dalam  gelas yang kedua. Dengan mengonsumsi air dalam gelas kedua, total  utilitas Anda akan meningkat karena air dalam gelas kedua memberikan  tambahan utilitas. 
-          Pendekatan utilitas ordinal
Teori  ini dikenal dengan teori utilitas ordinal, yang menyatakan bahwa  utilitas tidak dapat dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi,  menurut teori ini yang berlaku adalah apakah seorang konsumen lebih  menyukai kombinasi barang tertentu daripada kombinasi barang lainnya.  Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan kurva utilitas sama (indifference curve) dan garis anggaran (budget line).
4.       Faktor yang menentukan perilaku konsumen
-          Pengaruh  lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi.  Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh  lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil  keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang  kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat  faktor tersebut diatas.
-          Perbedaan  dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan,  pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan  individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan  serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas  pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
-          Proses  psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan  sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari  penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku  konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
5.       Menyikapi perilaku konsumen
Hal  ini dapat disebabkan oleh faktor eksternal. Karena ia tidak pernah puas  dengan apa yang ia punya sedangkan kemampuannya memang terbatas.  Perilaku konsumen seperti ini sebaiknya dihindari, karena selain dapat  menjadi beban pikiran bagi dirinya sendiri, juga dapat memunculkan  pikiran-pikiran atau cara-cara yang kurang baik untuk memenuhi  kebutuhannya tersebut. Baik jadinya apabila ia mengimbangi keinginnannya  itu dengan semakin membuatnya giat untuk mencari uang dengan berusaha  dan bekerja dengan cara yang halal. Namun sebaiknya kita mampu bersyukur  atas apa yang kita miliki, jangan selalu melihat orang yang lebih  tinggi dari kita. Karena rasa bersyukur dan kepuasanlah makna dari  ‘kaya’, yang semua orang ingin mencapainya. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar